senang blog ini, klik this advertisement

Rabu, 07 April 2010

Acne

PENDAHULUAN

Akne adalah inflamasi kronik pada folikel polisebasea yang ditandai oleh adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah predileksinya, seperti muka, bahu, dada, dan punggung. (Brown, R.G., Burns, T.,2006).
Ada bermacam-macam jenis akne, yaitu: 1) Akne vulgaris: klasik, onset pada masa infantile dan juvenile, onset dewasa, berat (akne konglobata, nodulukistik), dengan gejala sistemik (akne fulminans), 2) Akne sekunder, 3) Hidradenitis supurativa. (Djuanda, A.,2005).
Pada akne jenis konglobata, nodul tersebar saling berhubungan, yang mengandung hemorhagi dan nanah. Dan jika disertai demam, arthritis, dan neutrofilia maka disebut akne fulminans. (Purdy, S., 2006).
Biasanya hal ini mulai timbul pada masa pubertas, ketika kelenjar adrenalin menjadi masak dan meningkatkan sekresi hormon androgen yang menyebabkan peningkatan produksi sebum. Dengan semakin berkembangnya kelenjar kelamin, produksi androgen meningkat lebih cepat dan aktivitas kelenjar sebasea juga meningkat. (Leyden, J.J., 2007).
Akne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Pori-pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung rambut dan kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak membantu menjaga kelembaban kulit dan mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar memproduksi terlalu banyak minyak, pori-pori akan banyak menimbun kotoran, dan juga mengandung bakteri. Hal ini yang disebut komedo. (Habif, T.P.,2007).


ETIOLOGI

Akne disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu peningkatan produksi sebum yang mengakibatkan kulit berminyak; proliferasi bakteri, khususnya Propionibacterium acnes; tersumbatnya lubang folikel karena hiperkeratosis epitel pada saluran folikel yang mana merupakan dasar terbentuknya komedo; reaksi inflamasi terhadap bakteri dan hiperkeratosis; dan pada wanita, peningkatan hormon androgen yang disebabkan oleh polycystic ovarian syndrome. (Purdy, S.,2006).
Androgen (biasanya dalam kadar yang normal) merangsang peningkatan produksi sebum. Folikel rambut terutama yang mengandung kelenjar sebasea besar (pada wajah, leher, dada, dan punggung) menjadi tersumbat karena hiperkeratosis. (Djuanda, A.,2005).
Penyebab dari hiperproliferasi sel keratin serta ketidaknormalan diferensiasi dan deskuamasi masih belum diketahui. Ini tampak seperti hiperresponsif terhadap stimulasi dari sebocytus dan follicular keratocytus oleh hormon androgen yang menyebabkan hiperplasia dari kelenjar sebasea. (James, W.D.,2007).
Propionibacterium acnes merupakan flora normal kulit yang tidak berbahaya, tetapi sebagian besar dapat menyebabkan gangguan jaringan atau infeksi yang serius. Organisme ini memetabolisis trigliserid, mengonsumsi gliserol, dan membuang asam lemak. Propionibacterium acnes menghasilkan neutrophil chemoattractants dan juga mengakifkan inflamasi ketika berhubungan dengan sistem imun. (Webster, G.F.,2002). Sehingga tubuh memberikan respon peradangan akut yang intensif, akibatnya terbentuk papula, pustula, atau nodula. (Djuanda, A., 2005).

DIAGNOSIS

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di folikel polisebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Pemeriksaan biologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipid) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. (James, W.D.,2007).

PENATALAKSANAAN

Ada beberapa macam terapi dalam pengobatan akne, yaitu:
Terapi Topikal
Obat-obat yang digunakan kebanyakan mengandung unsur sulfur dan astringen lainnya. Benzoil peroksida 2,5-10% sangat aktif dalam melawan Propionibacterium acnes. Obat ini bersifat komedolitik, karena obat ini mengandung antimikroba, antikomedo, dan efek antiinflamasi. Namun kerugian utamanya adalah dapat menyebabkan iritasi. Topikal eritromisin dan klindamisin juga sama efektifnya dengan benzoil peroksida. (James, W.D.,2007.,Webster, G.F.,2002).
Terapi Sistemik / Oral Terapi
Dalam terapi ini antibiotik merupakan obat utama untuk pengobatan akne papulopustular. Antibiotik yang paling efektif adalah tetrasiklin dan eritromisin. (Djuanda, A.,2005). Namun demikian, efek samping pada sistem gastrointestinal pada penggunaan ketika perut kosong akan mengakibatkan dampak yang buruk. Studi terbaru menyatakan bahwa doksisiklin, minosiklin, dan trimetoprim-sulfametoksazol lebih efektif daripada tetrasiklin. (James, W.D.,2007).
Terapi Bedah
Tindakan sederhana, seperti mengangkat komedo yang banyak dengan menggunakan ekstraktor komedo (sendok Unna). Sisa-sisa kista yang besar mungkin memerlukan tindakan eksisi, tetapi hal ini mempunyai risiko terjadinya parut keloid. Bedah plastik kadang-kadang diperlukan untuk menangani parut akne, yaitu dengan melakukan dermabrasi. (James, W.D.,2007).

PENCEGAHAN

Melakukan perawatan dengan membersihkan muka menggunakan sabun atau pencuci muka antibakteri akan lebih membantu. (Brown, R.G.,Burns, T.,2006).

KESIMPULAN

Akne merupakan inflamasi pada folikel polisebasea yang ditandai oleh komedo, papula, pustula, dan nodul. Akne biasanya mempunyai tempat predileksi seperti muka, leher, dada, dan punggung. Akne disebabkan oleh faktor-faktor seperti hormon, bakteri, hiperproliferasi sel keratin, bahkan ada yang mengatakan bahwa faktor genetik juga merupakan faktor pendukung timbulnya akne. Diagnosis akne dilakukan dengan cara mengeluarkan sebum menggunakan komedo ekstraktor (sendok Unna). Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit. Ada berbagai macam terapi pengobatan akne, salah satunya yaitu: terapi topikal, terapi sistemik, dan terapi bedah. Dalam terapi topikal obat-obat yang digunakan kebanyakan mengandung sulfur dan astringen lainnya. Pada terapi sistemik dalam pengobatannya menggunakan antibiotik. Biasanya antibiotik yang sering digunakan adalah tetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, minosiklin, dan trimetoprim-sulfametoksazol. Sedangkan pada terapi bedah terdapat beberapa tindakan, diantaranya tindakan sederhana, yaitu dengan mengangkat komedo menggunakan sendok Unna. Bahkan bedah plastik kadang diperlukan untuk mengatasi parut akne. Melakukan perawatan dengan membersihkan muka menggunakan sabun atau pencuci muka antibakteri akan membantu mencegah timbulnya akne.